Kamis, 10 November 2011

Proses Laktasi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang masalah

Air susu ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan sesuai dengan kebutuhannya.
Meski demikian, tidak semua ibu mau menyusui bayinya karena berbagai alasan. Misalnya takut gemuk, sibuk, payudara kendor dan sebagainya. Di lain pihak, ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi mengalami kendala. Biasanya ASI tidak mau keluar atau produksinya kurang lancar. Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang dihasilkan juga banyak.

1.2    Rumusan masalah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami dan mempelajari
,maka adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
2.1  UPAYA MEMPERBANYAK ASI
2.2  TANDA-TANDA CUKUP ASI
2.3  ASI EKSLUSIF

1.3    Tujuan

     Setiap manusia menulis sesuatu tentu mempunyai tijuan-tujuan penulisan harus di tentukan terlebih dahulu, supaya mendapat hasil yang di harapkan. Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu ingin mengetahui upaya untuk memperbanyak ASI, tanda-tanda bayi cukup ASI, dan ASI ekslusif baik bagi penulis maupun bagi pembaca

BAB I

PEMBAHASAN

2.1 Upaya Memperbanyak ASI

Air susu ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan sesuai dengan kebutuhannya.
Meski demikian, tidak semua ibu mau menyusui bayinya karena berbagai alasan. Misalnya takut gemuk, sibuk, payudara kendor dan sebagainya. Di lain pihak, ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi mengalami kendala. Biasanya ASI tidak mau keluar atau produksinya kurang lancar.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang dihasilkan juga banyak.
Namun demikian, untuk mengeluarkan ASI diperlukan hormon oksitosin yang kerjanya dipengaruhi oleh proses hisapan bayi. Semakin sering puting susu dihisap oleh bayi maka semakin banyak pula pengeluaran ASI. Hormon oksitosin sering disebut sebagai hormon kasih sayang. Sebab, kadarnya sangat dipengaruhi oleh suasana hati, rasa bahagia, rasa dicintai, rasa aman, ketenangan, relaks.
Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI:
  1. Makanan.
  2. Ketenangan jiwa dan pikiran.
  3. Penggunaan alat kontrasepsi.
  4. Perawatan payudara.
  5. Anatomis payudara.
  6. Faktor fisiologi.
  7. Pola istirahat.
  8. Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan.
  9. Faktor obat-obatan.
  10. Berat lahir bayi.
  11. Umur kehamilan saat melahirkan.
  12. Konsumsi rokok dan alkohol.
Makanan
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.
Ketenangan jiwa dan pikiran
Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.
Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.
Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.
Anatomis payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting susu ibu.
Faktor fisiologi
ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu.
Pola istirahat
Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.
Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
Berat lahir bayi
Bayi berat lahir rendah (BBULANR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.
Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi poduksi ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.
Konsumsi rokok dan alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin.
Sebagian besar ibu yang menyusui mungkin bertanya-tanya apakah bayinya sudah mendapatkan ASI yang cukup atau belum. Untuk mengetahuinya ada beberapa hal yang bisa dievaluasi si ibu.
Bila bayi mendapatkan ASI ekslusif dan tidak ada asupan lainnya maka sulit bagi ibu untuk mengetahui sudah berapa banyak susu yang diminum oleh si kecil, hal ini akan membuat ibu khawatir apakah bayinya mendapat nutrisi yang cukup atau tidak.
Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai keadaan sebagai berikut:
1.      Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 10 kali pada 2-3 minggu pertama. Sebagaian besar bayi yang baru lahir akan menyusu sebanyak 8-12 kali dalam sehari, yaitu sekitar tiap 2-3 jam. Jika si kecil tidur dalam jangka waktu yang lama atau lebih dari 4 jam, maka cobalah membangunkannya untuk menyusu. Selain itu ibu tidak perlu khawatir ASI nya akan habis jika terus dihisap, karena semakin sering bayi menyusu maka payudara akan semakin banyak menghasilkan ASI.
2.      Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih muda pada hari kelima setelah lahir. Sudah mulai buang air besar setiap hari secara teratur. Selama beberapa hari pertama feses bayi akan gelap dan lengket, lalu berubah menjadi kuning.
3.      Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari. Pada hari ke empat setelah kelahiran maka bayi akan memiliki 6-8 kali popok basah per harinya
4.      Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI. Jika diperhatikan dengan seksama, maka ibu bisa mendengar suara bayi menelan susunya serta adanya gerakan yang kuat dan berirama dari rahang bawah bayi. Kondisi ini bisa meyakinkan ibu bahwa bayi menyusu dengan benar.
5.      Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis. Ketika bayi menyusu ASI dengan benar, maka ibu akan merasakan sensasi seperti ada yang menarik lembut dan bukan sensasi seperti dicubit atau ditarik puting susunya. Umumnya payudara akan terasa penuh sebelum menyusui dan terasa lebih lembut serta kosong sesudahnya.
6.      Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
7.      Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan. Berat badan seringkali bisa menjadi tanda yang paling diandalkan untuk mengetahui si kecil mendapatkan nutrisi yang cukup atau tidak. Meskipun bayi akan mengalami penurunan 10 persen berat badannya setelah lahir, tapi berat badannya akan naik kembali dalam waktu 10-14 hari. Dengan rajin menimbang, maka orangtua bisa mengetahui grafik berat badan si kecil.
8.      Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang usianya).
Gambar 1. Bayi dengan motorik baik oleh karena kecukupan ASI
9.      Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan cukup. Umumnya jika bayi mendapatkan asupan ASI yang cukup ia akan tampak puas dan tenang setelah menyusu, menjadi aktif bergerak, matanya terlihat cerah dan 'awas', serta mulut dan bibir bayi yang tampak lembab.
10.  Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas.
Gambar 2. Bayi tertidur pulas oleh karena kecukupan ASI

Setiap bayi umumnya memiliki pola makan yang unik dan kadang berbeda satu dengan yang lain, tapi ibu bisa menggunakan insting untuk lebih meyakinkannya. Selama bayi tumbuh dan berkembang secara optimal dan memiliki berat badan normal, maka ibu bisa yakin bahwa bayinya mendapat kebutuhan gizi yang cukup.

2.3 ASI EKSKLUSIF

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif :
  • Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran
  • Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
  • Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
  • Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
  • Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak.
  • Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

Kesalahpahaman Mengenai ASI eksklusif

Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO.

Manfaat ASI Eksklusif Enam Bulan

Berikut adalah manfaat ASI Ekslusif enam bulan daripada hanya empat bulan.
Untuk Bayi
  • Melindungi dari infeksi gastrointestinal
  • Bayi yang ASI ekslusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya tidak sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan.
  • ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi
Untuk Ibu
  • Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
  • Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.
  • lebih ekonomis

Apabila Tidak Ada ASI

Apabila karena beberapa hal ASI tidak dapat diberikan, gantikan dengan susu formula secara eksklusif hingga enam bulan. Kemudian lanjuntukan bersama dengan MPASI sampai dengan umur setahun. Setelah setahun susu formula tidak perlu, dan bisa diganti dengan susu sapi.
Apabila masih ingin mencoba menyusui dengan ASI, bacalah lebih lanjut mengenai relaktasi dan coba hubungi Konsultasi ASI terdekat.
Aturan agar menunda memberikan MPASI pada anak < 6 bulan bukan hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Tetapi juga bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI (susu formula atau mixed).

Mengapa Jangan Memberikan Makanan Sebelum Enam Bulan

  • Saat bayi berumur 6 bulan keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan.
  • Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat bayi berumur < 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk kandungan dari makanan. Sehingga makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.
  • Menunda pemberian MPASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sari2 makanan yang belum sempurna.Pada beberapa kasus yang ekstrem ada juga yang perlu tindakan bedah akibat pemberian MPASI terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bulan.
Mengapa umur 6 bulan adalah saat terbaik anak mulai diberikan MPASI ?
  • Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya.
  • Saat bayi berumur 6 bulan keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan.
  • Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat bayi berumur < 6 bulan, sel2 di sekitar usus belum siap untuk kandungan dari makanan. Sehingga makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.
  • Menunda pemberian MPASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sari2 makanan yang belum sempurna.Pada beberapa kasus yanVg ekstrem ada juga yang perlu tindakan bedah akibat pemberian MPASi terlalu dini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air susu ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan sesuai dengan kebutuhannya.
Bila bayi mendapatkan ASI ekslusif dan tidak ada asupan lainnya maka sulit bagi ibu untuk mengetahui sudah berapa banyak susu yang diminum oleh si kecil, hal ini akan membuat ibu khawatir apakah bayinya mendapat nutrisi yang cukup atau tidak.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif :
  • Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran
  • Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
  • Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
  • Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
  • Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak.
  • Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
Apabila karena beberapa hal ASI tidak dapat diberikan, gantikan dengan susu formula secara eksklusif hingga enam bulan. Kemudian lanjuntukan bersama dengan MPASI sampai dengan umur setahun. Setelah setahun susu formula tidak perlu, dan bisa diganti dengan susu sapi.
3.2 Saran
Bagi para pembaca makalah ini, apabila memiliki minat untuk menulis/meneliti tentang penelitian ini, penulis harapkan dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai penelitian ( dalam penulisan isi makalah)
Penulis harapkan makalah ini merupakan rintisan bagi penulisan makalah ( penelitian lain yang lebih lanjut/dalam )
Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan agar pembaca mencari solusi dari kekurangan makalah ini dengan menambah referensi bacaan dari yang lain.
                                                                                                                        








DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 27-29)
futabashou534.multiply.com/journal/item/34/Memperlancar_ASI. 2007
Memperlancar ASI. Diunduh 26 September 2009 – 07:20 PM
library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf Siregar, A.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu. FKM USU. Diunduh 31 Oktober 2009. 06:11 PM.
damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf Peran ASI bagi
Bayi
Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya. Diunduh 2 November 2009 – 08:09 PM
Ambarwati, 2008. Asuhan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 29-30)
www.bkkbn.go.id/Webs/DetailProgram.php?LinkID=249
Perawatan Bayi Dengan ASI . Diunduh 11 November 2009 – 08:04 PM.
http://ruanglaktasi.bulanogspot.com/ Soraya, L. 2007. Cukupkah ASI Saya Untuk
Bayi?. Diunduh 11 November 2009 – 08:15 PM.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar