Rabu, 09 November 2011

Hubungan Antar Manusia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Bidan sebagai ujung tombak pelayanan terhadap ibu mempunyai andil yang sangat besar dalam mengatasi masalah tersebut. Seorang bidan tidak hanya harus menguasai keterampilan teknis klinis, tetapi juga sangat diharapkan mampu berkomunikasi dan melakukan konseling yang baik. Kualitas komunikasi / konseling yang rendah sekalipun ia secara terampil, mutu pelayanan yang diberikan kepada klien tidak akan optimal bahkan mungkin rendah.
Kualitas komunikasi bidan yang rendah akan berdampak terhadap transfer pesan terhadap klien kurang baik, bidan menjadi kurang peka dan kurang mampu menggali kebutuhan dan masalah klien, klien tidak puas, dan selanjutnya dapat diperkirakan kredibilitas bidan tersebut diragukan yang pada akhirnya anggota masyarakat lebih memilih dukun bayi daripada bidan.
Dari penelitian di Indonesia (Januari 1997 dua provinsi Jawa Barat & Jawa Tengah) tentang Interaksi Bidan Klien menunjukkan bahwa banyak bidan yang tidak menggunakan keterampilan konseling yang baik, misalnya :
•    Para bidan cenderung mendominasi sesi konseling (63% ucapan di dominasi bidan), kurang memberi kesempatan pada klien untuk berbicara panjang lebar atau mengungkapkan keinginan dan perasaannya
•    Para bidan lebih banyak mengajukan pertanyaan tertutup (pertanyaan yang sifatnya mengarahkan pada jawaban ya tidak
1.2    Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah  ini, adapun perumusan masalah yang akan di sajikan sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan hubungan antar manusia ?
2.    Apakah yang menjadi tujuan dari hubungan antar manusia ?
3.    Apa yang menjadi teknik-teknik hubungan antar manusia ?
4.    Apa faktor yang mendasari hubungan antar manusia ?
5.    Apa yang menjadi dasar teori dari hubunagan antar manusia ?
1.3    Tujuan penyusunan Makalah
TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu :
1.    Menjelaskan tentang Pengertian hubungan antar manusia
2.    Menjelaskan Tujuan dari hubungan antar manusia

TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk :
1.    Menjelaskan Teknik-teknik hubungan antar manusia
2.    Menjelaskan Faktor yang mendasari hubungan antar manusia
3.    Menjelaskan Dasar teori dari hubunagan antar manusia


















BAB II
PEMBAHASAN
2.1  PENGERTIAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Yang dimaksud dengan hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Dalam hal ini berusaha mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahasnya untuk mencari pemecahan. Hubungan antar manusia yang merupakan pelaksanaan ketrampilan dimana seseorang belajar menghubungkan diri dengan lingkungan sosialnya.
2.2 TUJUAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena di dalam masyarakat/lingkungan sosial, setiap orang mempunyai kepentingan dan harapan yang berbeda-beda atau bersaing satu sama lain. Suksesnya hubungan antar manusia sebagai akibat tidak mengabaikan sopan santun, ramah tamah, hormat menghormati dan menghargai orang lain dan faktor etika. Hubungan antar manusia yang baik akan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi, mencegah salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia yang dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Wawancara merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan dalam hubungan antar manusia. Antara lain digunakan dalam pemeriksaan. Dalam melakukan wawancara aktivitas yang utama terletak pada pewawancara agar hubungan antar manusia dalam wawancara mendapatkan informasi yang obyektif dan akurat, maka perlu memperhatikan :
1. Cara bertanya yang baik
2. Sebagai pendengar yang baik
3. Bagaimana memulai suatu percakapan
4. Bagaimana melakukan anamnese
5. Memberikan konseling
2.3 TEKNIK HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Teknik untuk menjalin hubungan antar manusia adalah dengan :
1.    Melakukan kontak sosial
-    Berasal dari bahasa latin com ( bersama ) dan tango ( menyentuh ) yang artinya bersama-sama menyentuh
-    Secara fisik kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniyah
-    Secara sosial tidak perlu terjadi hubungan badaniyah
2.    Melakukan komunikasi
2.4 FAKTOR YANG MENDASARI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Hubungan antar manusia melibatkan individu secara utuh baik secara fisik maupun psikologis. Proses psikologís sangat dominan mendasari hubungan antar manusia dan merupakan faktor utama yang dalam proses internalisasi, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
1. Faktor imitasi
Imitasi atau tiruan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu diluar dirinya. Sebelum mengikuti statu hal, ia harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan diimitasi.
b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi
c. Seorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh penghargaan social yang tinggi.
Dari syarat diatas, imitasi merupakan proses hubungan antar manusia yang menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.
2. Faktor sugesti
Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Persyaratan untuk memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang adalah sebagaiberikut :
a. hambatan berpikir, karena rangsangan emocional, proses sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan orang lain.
b. Pikiran terpecah-pecah (disasosiasi), orang yang sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah, mudah terjadi sugesti.
c. Otoritas atau prestise, proses sugesti cenderung terjadi pada orang-orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang mempunyai prestise social yang tinggi.
d. Mayoritas, orang akan mudah menerima pandangan ketika pandangan tersebut disokong oleh mayoritas atau sebagian besar golongan atau masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi tanpa pertimbangan lebih lanjut.
e. Kepercayaan penuh,penerimaan sikap atau pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut sudah ada pada diri individu yang bersangkutan.
3. Faktor identifikasi
Proses identifikasi berlangsung secara sadar (dengan sendirinya) irrasional, berdasarkan perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma dan cita-cita. Menurut Sigmund Freíd, identifikasi merupakan cara seseorang anak relajar norma social dari orang tuanya. Setelah usia pubertas, identifikasi dilakukan pada orang lain. Dalam hubungan antar manusia, identifikasi merupakan proses yang mendalam dibandingkan dengan imitasi. Dorongan utama untuk identifikasi adalah ingin mengikuti, menerima jejak orang lain yang dianggap ideal bagi dirinya.
4. Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain yang timbal aras dasar penilaian perasaan. Dorongan utama yang memunculkan simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja sama dengan orang lain.
2.5 FAKTOR YANG MENENTUKAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Salah satu cara seseorang melakukan hubungan antar manusia adalah dengan menggunakan komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal. Agar hubungan antar manusia berjalan dengan baik, salah satunya dapat ditunjang dengan menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik. Berikut adalah faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik.
1. Rasa percaya
Beberapa factor yang dapat menumbuhkan rasa percaya.
a. Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan mengendalikan. Sikap menerima tidak semudah apa yang dikatakan. Kita cenderung menilaidan sukar menerima. Akibatnya, hubungan interpersonal kita tidak berlangsung seperti yang diharapkan. Bila kita bersikap tidak menerima, kita akan mengkritik, mengecam, atau menilai. Sikap seperti ini akan menghancurkan kepercayaan. Sikap menerima menggerakkan sikap percaya karena orang mengetahui kita tidak akan merugikan mereka.
b. Empati merupakan factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya diri orang lain. Empati dianggap sebagai mamahami orang lain yang tidak emocional. Kebanyakan orang menganggap empati sama simpati, padahal pengertian empati adalah seseorang menempati diri kita secara imajinatif upada posisi orang lain.
c. Kejujuran merupakan factor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya diri. Dalam mengadakan interaksi social, agar komunikasi ditanggapi sebenarnya secara Jujuy, kita harus mengungkapkan diri kita pada orang lain. Kita harus menghindari untuk melakukan penopangan. Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga (predictable). Ini
mendorong orang lain untuk percaya pada kita.
2. Sikap sportif
Sikap sportif adalah sikap yang mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam hubungan antar manusia. Orang
bersikap defensif bila tidak menerima, tidak Jujur, dan tidak empati. Sudah jelas dengan sikap defensif, komunikasi interpersonal akan gagal karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yangditanggapi dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain.
Hasil penelitian Jack R.Gibb bahwa makin sering orang menggunakan perilaku defensif, makin besar kemungkinan komunikasi menjadi defensif, sebaliknya komunikasi defensif berkurang dalam iklim sportif.
3. Sikap terbuka
Sikap terbuka (open mindedness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Untuk memahami orang yang mempunyai sikap terbuka harus mengidentifikasi dahulu orangyang mempunyai sikap tertutup (dogmatis).
2.6 TEORI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
1. Teori Johari Window
Dasar utama untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas adalah analisa diri. Fokus analisa diri yang penting adalah kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, kemampuan menjadi model dan rasa tanggung jawab. Khususnya dalam berhubungan dengan pasien anak, perawat perlu mengkaji pengalaman masa kanak-kanaknya karena dapat mempengaruhi interaksi.Dengan mengetahui sifat diri sendiri diharapkan perawat dapat memakai dirinya secara terapeutik untuk menolong pasien tanpa merusak interitas diri. Adapun analisa diri menurut Johari Window meliputi :
a. Kesadaran diri
Yang dimaksud disini adalah perawat perlu menjawab pertanyaan “ siapa saya “. Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi dan perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi perawatan. Kesadaran diri akan membuat perawat menerima perbedaan dan keunikan pasien. Johari Window (Stuart dan Sundeen, 1987) menggambarkan perilaku,
pikiran, perasaan seseorang melalui gambar berikut ini :
DIRI TERBUKA (1)
Diketahui oleh diri sendiri dan
orang lain    DIRI BUTA (2)
Hanya diketahui oleh orang lain

DIRI TERSEMBUNYI/RAHASIA (3)
Hanya diketahui oleh diri
sendiri    DIRI GELAP (4)
Tidak diketahui oleh siapapun

1) Kwadran satu disebut kwadran terbuka, karena tingkah laku, perasaan dan pikiran seseorang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain.
2) Kwadran kedua disebut kwadran buta, karena tingkah laku, perasaan dan pikiran seseorang diketahui oleh orang lain tapi dirinya sendiri tidak tahu.
3) Kwadran ketiga adalah kwadran tersembunyi, karena tingkah laku, perasaan dan pikiran seseorang tentang dirinya, di mana hanya dirinya sendiri yang tahu.
4) Kwadran keempat adalah yang kwadran yang tidak diketahui yang berisi aspek yang tidak diketahui oleh diri sendiri dan orang lain.
Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu :
1). Mempelajari diri sendiri
Proses eksplorasi diri sendiri tentang pikiran, perasaan, perilaku, pengalaman yang menyenangkan, hubungan interpersonal dan kebutuhan pribadi:
2). Belajar dari orang lain
Kesediaan dan keterbukaan menerima umpan balik dari orang lain.Aspek yang negatif memberi kesadaran bagi individu untuk memperbaiknya sehingga individu akan selalu berkembang setiap menerima umpan balik.
3). Membuka diri
Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian sehat. Untuk ini harus ada teman intim yang dapat dipercaya tempat menceritakan hal yang merupakan
rahasia.
Proses peningkatan kesadaran diri sering menyakitkan dan tidak mudah, khususnya jika ditelukan konflik dengan ideal diri. Tetapi hal ini merupakan tantangan untuk berubah dan tumbuh.
a. Klarifikasi nilai
Walaupun hubungan perawat dan pasien merupakan hubungan timbal balik, tetapi kebutuhan pasien selalu diutamakan. Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat menyadari dan mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan perawat dan pasien.
b. Eksplorasi perasaan
Perawat harus terbuka perasaannya. Sewaktu berbicara dengan pasien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.
c. Kemampuan menjadi model
Perawat dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, stres. Perawat diharapkan bertanggungjawab atas perilakunya, sadar akan kelemahan
dan kekurangannya.
2. Dimensi komunikasi
Perawat hadir secara utuh (fisik dan psikologi) pada waktu berkomunikasi dengan pasien. Perawat tidak cukup hanya mengetahui teknik dan isi komunikasi, tetapi yang penting adalah sikap atau penampilan dalam berkomunikasi.
Ada 5 sikap untuk menghadirkan diri secara fisik, yaitu :
a. Berhadapan
Arti dari posisi ini adalah “saya siap untuk anda”
b. Mempertahankan kontak mata
Yaitu menghargai pasien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi
c. Membungkuk kearah pasien
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu
d. Mempertahankan sikap terbuka
Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi
e. Tetap relaks
Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon pada pasien
Menghadirkan diri secara psikologi dapat dibagi dalam dua dimensi, yaitu
a. Dimensi respon
Dimensi respon sangat penting pada awal berhubungan dengan pasien untuk membina hubungan saling percaya dan komunikasi yang terbuka. Respon ini harus diperhatikan sampai
akhir hubungan.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Dalam hal ini berusaha mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahasnya untuk mencari pemecahan. Hubungan antar manusia yang merupakan pelaksanaan ketrampilan dimana seseorang belajar menghubungkan diri dengan lingkungan sosialnya.
Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain.
Teknik untuk menjalin hubungan antar manusia adalah dengan :
1.    Melakukan kontak sosial
2.    Melakukan komunikasi
3.2 Saran
Untuk menjalin suatu hubungan yang baik dengan klien kita harus bisa memahami diri sendiri. Mencoba untuk memahami kebutuhan dan keinginan masing-masing individu. Menghormati dan menghargai setiap individu.














DAFTAR PUSTAKA
AKG Depkes, 1996. Komunikasi Terapeutik. Bandung.
Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan. EGC. Jakarta.
Effendy, , 1993. Dinamika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Effendy, Onong U. 1999. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
IB Mantra. 1994. Komunikasi, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Depkes RI. Jakarta.
Juditth. G. John, P.E., Ellizabeth,M.B., 1996, Komunikasi untuk kesehatan
dan perubahan perilaku, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kartiyoso, 1994, Pengantar komunikasi bagi bagi siswa perawat, EGC,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar